Setelah menelusuri banyak jenis Batik Kawung, kini giliran Batik Parang yang juga memiliki beragam motif. Setidaknya ada 7 jenis motif yang tersebar luas di berbagai model kain batik. Namun, tentunya tetap dengan mempertahankan ciri khas batik ini yaitu bentuk yang serupa huruf S.
Lambang tersebut dipercaya sebagai perwujudan dari gelombang laut yang dituangkan lebih estetis sesuai dengan pakem motif batik. Bukan sembarang lambang, bentuk ini justru menyiratkan makna yang mengharapkan pemakainya selalu hidup dalam semangat yang terus menyala. Layaknya ombak yang tidak pernah habis.
Pada mulanya batik ini memang lahir dari lingkungan Keraton Mataram bagian Surakarta. Karena itulah motifnya termasuk dalam jenis batik yang terlarang bagi masyarakat biasa untuk mengenakannya.
Seiring berkembangnya zaman dan peradaban, stigma ini berubah dan kini bisa digunakan oleh banyak kalangan. Bahkan motifnya terus mengalami modifikasi seperti yang banyak anda jumpai. Untuk itu, artikel kali ini akan membahas kumpulan motif Batik Parang yang dapat memudahkan anda membedakan antar Parang. Berikut informasinya.
1.Batik Parang Rusak
Boleh dibilang motif Parang ini adalah yang paling original. Karena menurut sejarahnya, Parang Rusak lahir dari ilham yang datang pada tokoh Panembahan Senopati.
Konon sketsa motif ini didapat saat sedang bertapa sembahyang di Pantai Selatan. Itulah mengapa Parang sering berkaitan dengan filosofi ombak air laut. Sedangkan nama ‘Rusak’ beliau dapat dari proses mengamati bagaimana ombak mampu membuat karang-karang rusak saking besarnya.
Jalinan bentuk motifnya yang tidak terputus adalah gambaran air laut yang tidak pernah berhenti menhantam karang. Motif inilah yang seringkali menjadi simbol pantang menyerah sehingga membentuk karakter pemenang yang bijak.
Dengan begitu, maka tak heran jika Parang Rusak awalnya hanya boleh dikenakan oleh para penguasa. Bagaimana tidak, motifnya pun melambangkan kekuasaan dan kekuatan yang cukup magis.
2.Batik Parang Kusumo
Sama seperti jenis sebelumnya, Batik Parang Kusumo mulanya juga lebih terbatas bagi keturunan Raja saja. Meskipun secara umum motifnya masih kelihatan mirip, namun detail Parang ini sedikit berbeda. Sama seperti makna filosofis dibaliknya.
Bentuk motif Parang kali ini tampak lebih besar dan berdetail lebih sederhana dari pada motif sebelumnya. Selain itu, pada setiap bentuknya, terdapat guratan-guratan tipis yang memberikan kesan alami dan tradisional.
Untuk saat ini, kain sering menjadi busana pilihan saat acara tunangan. Harapannya kedua pasangan dapat menjalankan kehidupan mendatang bersama-sama mengarungi banyak perjuangan. Hingga akhrinya mencapai kebahagiaan yang seutuhnya dengan tetap berperilaku sesuai tata krama dan norma kehidupan.
3.Batik Parang Klitik
Mungkin anda akan sedikit keliru membedakan antara Parang Klitik dengan Parang Rusak. Meskipun sekilas gaya motifnya terlihat serupa, tapi kedua motif ini sebetulnya cukup berbeda dari segi ukuran.
Batik Parang ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dari pada Parang Rusak. Bukan Cuma itu saja, bentuknya pun tergolong lebih halus. Detailnya tidak terlalu kompleks, namun tetap apik. Membuat batik ini cocok sekali menjadi busana formal wanita.
Jelas saja, karena ciri Parang Klitik terlihat sekali batik ini memancarkan kesan yang feminim, halus, sekaligus berkarakter kuat. Tak salah jadinya jika dulu kain ini banyak dikenakan oleh kalangan puteri Raja.
4.Batik Parang Tuding
Berbeda dari jenis Parang lainnya, Parang Tuding tampak memiliki ukuran S yang sedikit lebih panjang dari pada batik-batik sebelumnya. Setiap jalur diagonalnya pun tidak semuanya seragam. Bila anda lihat lebih dekat, akan kelihatan selingan motif pada tiap jalur, sehingga lebih variatif.
Banyak sumber menyebutkan bentuk Parang ini serupa dengan jari telunjuk yang bersambung satu sama lain. Bentuk ini juga yang menyumbang makna cukup dalam tentang figur seseorang berkarakter sebagai pengarah. Sekaligus seseorang yang berpengaruh akan hal-hal baik dan mencontohkan kebaikan.
Bagi siapapun yang mengenakannya, tentu harapannya juga demikian. Sehingga sangat pas untuk kalangan muda yang berdampak besar bagi lingkungan serta para orang tua.
5.Batik Parang Pamor
Bila pamor umumnya berarti sesuatu yang terkenal, setidaknya sedikit mirip dengan makna dalam istilah batik. Kata yang diambil dari bahasa Jawa ini memiliki arti berupa pancaran atau suatu citra diri yang keluar dari seseorang.
Jadi kurang lebih, di balik Parang Pamor mengandung harapan yang tinggi bagi penggunanya. Yaitu agar citra pribadi yang positif semakin terpancar. Ini juga menunjukkan pengaruh yang besar bagi lingkungan melalui bentuk motifnya yang elegan.
Model diagonal yang khas dan motif yang terjalin memang tetap dipertahankan. Namun ada beberapa detail yang cukup lain dari pada Parang lainnya. Sekilas pun anda sudah bisa menemukan bentuk menyerupai gerigi pada setiap motifnya.
Selain itu, ada sisi lowong antara jalinannya untuk memberikan jarak agar tidak terkesan penuh. Rupa-rupa inilah yang malah memberikan tampilan menarik karena berani memeberikan nuansa Parang yang berbeda. Sangat cocok untuk setelah busana formal pria maupun wanita, atau menjadi aksen busana modern.
6.Batik Parang Curigo
Kedengarannya nama Parang ini berhubungan dengan kata Curiga, ya? Nyatanya sama sekali bukan. Curigo sendiri merupakan sebutan bagi keris khas Jawa. Maka tak heran jika model Parang pada batik ini meliuk bersudut layaknya keris.
Satu hal yang membedakannya ini adalah susunan setiap hiasan yang harus terukur dalam posisi 45 derajat. Lalu jika anda perhatikan lebih baik, hiasan belah ketupat yang biasa ada dalam Batik Parang tersusun lebih rapi. Tegak bersama motif lurusan yang umum dengan sebutan mlinjon.
Kombinasi antara warna hitam, putih, dan cokelat membuat batik ini tampil terkesan lebih modern. Pas untuk aksen tambahan busana bergaya kekinian berkat gabungan warnanya yang begitu netral.
Keindahan motifnya dipercaya memiliki makna yang penuh wibawa dan ketenangan. Harapan untuk pemakainya pun juga sama. Yaitu semoga seseorang tersebut mampu berkelakuan baik dengan tertata yang menunjukkan kecerdasannya.
7.Batik Parang Centung
Dari seluruh Batik Parang, boleh jadi Parang Centung lah yang tampil cukup berbeda dari Parang original.
Pertama, motif utama jauh lebih ramping dengan garis. Lalu diisi dengan warna dasar yang polos berwarna cokelat-merah bata. Kedua, batik ini lebih berani memilih dominasi warna yang kontras dari Parang lainnya. Hampir sebagian besar hiasan menggunakan warna abu-abu muda dengan sedikit sentuhan putih dan hitam.
Detail hiasan pemanisnya pun juga sedikit berbeda. Walaupun masih terdapat hiasan belah ketupat, tetapi hiasan lainnya sudah termodifikasi ke arah bentuk yang modern.
Kenapa namanya Centung? Alasannya istilah ini diambil dari bentuk Parangnya yang menyerupai centong nasi. Atau maknanya adalah si pengguna telah pintar mengurus dan merias diri.
Kesimpulan :
Menarik sekali ya ketujuh Batik-Batik Parangnya. Ternyata tidak semua parang punya kesan yang sama. Beda model, beda juga maksud yang terkandung. Peruntukannya pun seringkali juga berbeda antara Parang yang cocok untuk pria dan wanita. Akan tetapi, bukan berarti menjadi batasan untuk memilih motif yang andasukai. Dari deretan tersebut, motif mana nih yang paling menjadi favorit?