You are currently viewing 6 Alasan Batik Kontemporer Lebih Disukai Millenial.

6 Alasan Batik Kontemporer Lebih Disukai Millenial.

Pesona batik memang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak kalangan. Bukan hanya batik klasik yang kental dengan nuansa tradisional saja. Batik kekinian alias Batik Kontemporer atau batik abstrak moderen menjadi primadona di kalangan para millenial.

Jika batik pada umumnya masih melekat dengan anggapan gaya busana generasi orang tua, lain halnya dengan Batik Kontemporer Moderen atau di sebut batik abstrak. Batik ini muncul dari tangan-tangan kreatif anak muda Indonesia yang peduli dengan eksistensi dan minat kalangan muda. Dengan menciptakan motif batik yang sesuai dengan tren, harapannya akan semakin banyak yang tertarik mengenakan batik.

Melalui Batik Kontemporer atau batik abstrak inilah batik mampu mendapatkan atensi yang lebih besar. Yang pasti karena batik ini memiliki cir khasnya tersendiri yang sesuai sekali dengan selera masyarakat saat ini. Penasaran apa saja?

ciri-ciri batik kontemporer

1.Motif Lebih Dinamis

Di bandingkan batik klasik Jawa, Batik Kontemporer memang tergolong jauh lebih dinamis. Terutama dari segi motif utamanya.

Jika di tarik ke belakang, batik bermula dari lahirnya motif klasik keraton. Seperti motif Parang, Kawung, Sidoasih, Truntum dan lain sebagainya. Tapi, tahukah anda deretan motif tersebut adalah pakem yang harus di ikuti oleh perajin, lho.

Pembuatan kain batik tanpa batasan pakem di percaya menghilangkan makna simbolik yang mendalam dari batik. Ujungnya kain pun jadi kurang pas di kenakan oleh kalangan raja dan keluarga pada masanya.

Di sinilah letak perbedaannya. Ketika batik klasik sulit keluar dari pakem, Batik Kontemporer atau batik abstrak berani mengusung gaya batik yang lebih trendi. Meskipun tidak seperti motif batik klasik, namun makna di baliknya tidak bisa dipandang sebelah mata. Terutama sebagai media kreativitas para desainer muda menciptakan desain batik yang seirama dengan perkembangan style.

Alternatif motif seperti figur hewan, tumbuhan, nuansa floral bahkan abstrak adalah beberapa jenis yang populer. Tak salah tentunya jika motif batik ini jadi elemen yang memikat banyak keinginan anak muda menggunakan batik. Yaitu berkat variasi motif yang lebih kaya dan tidak terkesan kuno.

2.Pemilihan Warna Yang Cerah dan Segar

Bukan hanya motifnya yang kontras, pemilihan warna bagi seluruh paduannya juga memiliki haluan tersendiri. Bila di bandingkan satu sama lain, motif klasik tetap menjadi batik yang tunduk pada pakem pewarnaan dari pada motif kontemporer. Mengapa?

Sebagian meyakini warna khas motif klasik yang dominan bernuansa sogan dan gelap menunjukkan kesan yang elegan. Hal ini sangat berkaitan dengan penggunaan batik yang pada awal mulanya memang masih terbatas bagi kalangan terhormat. Sehingga warna-warna itu kurang lebih melambangkan kewibawaan diri sebagai seorang penguasa.

Anggapan ini memang tidak memudar begitu saja seiring berkembangnya peradaban. Saat ini anda pun masih bisa mendengar penilaian terhadap warna batik gelap sama dengan elegan atau eksklusif. Boleh jadi karena itulah kesan batik kurang ramah untuk kalangan muda yang berjiwa dinamis dengan banyak warna.

Dengan hadirnya Batik Kontemporer, stigma batik yang seringkali di anggap tua perlahan menghilang. Lewat konsep yang terinspirasi dari style anak muda, berbagai warna cerah dan segarbisa di aplikasikan dalam kain batik.

Paduan seperti merah muda, hijau terang, biru muda, kuning gading, dan opsi lainnya justru seringkali menyatu membentuk gradasi. Jadi tidak terlalu monoton dengan satu warna saja.

3.Adaptif Dengan Model Busana Modern

Bukan berarti batik klasik tidak pas dalam balutan desain busana modern. Bahkankini anda juga bisa menemukan baju-baju bergaya modern yang menggunakan bahan batik klasik. Ada yang murni full batik, ada juga model gabungan dengan kain non batik.

Akan tetapi, dengan kombinasi antara motif dan warna yang khas membuat Batik Kontemporer cenderung cocok untuk banyak potongan baju modern. Misalnya saja busana dress sleevless yang biasa di kenakan saat pesta. Di bandingkan batik klasik, anda akan lebih sering menemukannya dalam Batik Kontemporer.

Sama halnya seperti celana kulot batik yang lebih banyak memanfaatkan tema kontemporer sehingga cocok sekali untuk style outfit millenial. Berkat desain batik yang seperti inilah, padu padan baju jadi lebih leluasa. Tidak harus selalu terbatas dengan gaya batik dan anda pun bebas menentukan tampilan setiap harinya.

4.Tetap Mempertahankan Nuansa Batik Asli

Bagaimanapun pesatnya perkembangan motif batik sampai saat ini, nyatanya Batik Kontemporer tetap mengadopsi motif batik asli sebagai dasarnya. Tentu motifnya tidak sekomplit batik klasik. Namun, tak jarang banyak kain yang memanfaatkan satu motif pakem dalam kreasi batik.

Bisa di bilang, nuansa batik yang original tetap ada dan berdampingan dengan motif-motif modern. Dengan begitu batik tidak sepenuhnya lahir dari ide murni desainer yang terpisah dari motif batik asli.

Contohnya seperti penggunaan motif kawung yang di kombinasikan dengan gambaran abstrak. Atau menggabungkan motif batik parang dengan ragam hias kembang dalam bentuk yang lebih luwes. Dan masih banyak lagi perpaduan lainnya.

Jadi, bukan semata-mata hanya karena motif dan warnanya saja yang sangat ramah dengan selera generasi muda. Tetapi esensi atau nyawa dari simbol batik sendiri tetap ada, yang karena itulah busana seperti ini di sebut baju batik.

5.Menonjolkan Kesederhanaan

Live simply. Hampir sebagian besar millenial pasti setuju dengan gaya hidup yang sederhana. Dan konsep ini lama kelamaan juga ikut mempengaruhi pilihan busana. Selama manfaat yang di dapat dari berpakaian maksimal, rasanya tidak perlu banyak hiasan dalam baju.

Pilihan baju batik pun juga demikian, dari jenis batik bermotif lengkap ke batik yang lebih minim ornamen. Alias nampak sederhana. Banyak orang berasumsi dengan model dan motif yang sederhana, justru tampilan terkesan lebih elegan. Ibaratnya, motif batik pada baju hanya berperan untuk semakin mendorong pesona diri sehingga semakin kuat berkarakter.

Setidaknya itulah mengapa kini banyak desainer mempertimbangkan desain Batik Kontemporer Moderen sesuai dengan minat pasar. Bernuansa sederhana tanpa menghilangkan esensi utama dari batik aslinya sambil tetap membuat pemakainya tampil optimal.

6.Harga Yang Terjangkau

Untuk soal harga tentu akankembali lagi pada kualitas masing-masing batik. Apabila baju batik tersusun dari jenis kain berkualitas premium dengan motif yang cukup sulit, efeknya harga tak bisa bohong. Terlebih jika baju-baju batik seperti ini di produksi oleh brand-brand ternama.

Namun, umumnya harga batik ini cenderung lebih terjangkau dari pada batik klasik, khususnya batik tulis. Satu hal utama yang sangat menentukan adalah dari segi proses pembuatannya yang tidak lagi manual, apalagi membutuhkan waktu lama.

Batik Kontemporer moderen mengandalkan proses pencetakan berbasis teknologi yang membuatnya sedikit mirip dengan produk batik printing. Oleh karena itulah, waktu yang di butuhkan cukup singkat untuk menghasilkan jumlah produksi yang banyak.

Belanja Batik Tulis Pekalongan yuk

Pengaruhnya, harga batik ini lebih mudah di jangkau oleh berbagai kalangan. Tak heran tentunya jika banyak orang berminat menggunakan batik ini dari pada memilih batik tulis asli. Meski, bukan berarti batik tulis original kehilangan peminat, namun harganya yang sepadan membuta segelintir kalangan saja yang dapat membelinya.

Batik Kontemporer

Setidaknya keenam alasan tersebut jadi penyebab paling dasar mengapa Batik Kontemporer atau batik abstrak mendapat atensi besar dari pada batik klasik. Apapun alasannya, kita patut berbangga dengan desainer-desainer muda Indonesia yang sangat memperhatikan kelangsungan batik. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian. Sekarang, giliran anda yang ikut melestarikan dengan mengenakan batik, ya!

Cara membuat batik kontemporer

Cara Membuat Batik kontemporer pada dasarnya hampir serupa dengan membuat batik lainnya, dari proses hingga bahan bakunya. hanya saja dalam pembuatan Batik kontemporer motif dan coraknya sedikit moderen. Jika di perhatikan dengan seksama proses pembuatan batik kontemporer hampir serupa dengan melukis. Hanya saja media lukis yang di gunakan menggunakan kuas dan selembar kain.