Motif Batik Ceplok – Kawan Batik pasti kenal dengan motif di atas bukan? Ya, apalagi kalau bukan motif Kawung. Padahal, tahukah Anda, sebetulnya tidak hanya sekadar Kawung, lho.
Dalam dunia perbatikan, batik itu termasuk ke dalam jenis motif ceplokan. Ceplokan sendiri merupakan satu kata dari Bahasa Jawa, yaitu Ceplok, yang artinya sekuntum. Istilah ini di pakai untuk menjelaskan model hiasan batik ini yang berupa satuan demi satuan, seperti yang Anda lihat.
Nah, berbicara motif batik ceplokan, batik ini punya benang sejarah, makna, dan variasi paling otentik dari kebanyakan motif. Supaya lebih dalam memahami ketiganya, khusus untuk Anda Batik Bedjo akan mengupas keunikan batik ceplokan kali ini.
Tanpa berlama-lama, yuk simak selengkapnya!
Asal Usul Motif Batik Ceplokan
Setiap batik memiliki ceritanya sendiri. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan bagaimana uniknya kehadiran masing-masing motif batik. Begitu juga dengan motif batik ceplokan.
Motif satu ini nyatanya merupakan salah satu ragam hias tertua yang pernah tercatat dalam kesenian batik Indonesia. Di perkirakan motif ini mulai muncul di zaman Kerajaan Mataram, tepatnya di wilayah Yogyakarta. Dengan kata lain gaya ceplokan kental corak khas Jawa.
Itu masih di tambah lagi fakta bahwa motif ini pada awalnya terinspirasi dari hiasan candi. Terutama hiasan dinding candi yang bercorak Hindu dan Budha dengan motifnya yang sakral dan mendalam. Boleh di bilang inilah salah satu pelopor hiasan kesenian tekstil tradisional
Motif ini menunjukkan pola dasar dari perkembangan hiasan batik sekarang. Guratannya banyak menggunakan bentuk basic kotak, lingkaran, sampai garis-garis yang di posisikan vertikal, horizontal, maupun miring.
Jadi tepat sekali jika menyebut ciri khas batik ini unggul di bentuknya yang simetris pada setiap blok hiasan. Contohnya saja bisa Anda lihat dari batik Kawung yang lekat dengan model kelopak mekar berukuran sama besar di keempat bagiannya.
Bagaimana Makna Motif Batik Ceplokan?
Bukan cuma cantik, motif batik ceplokan juga menyimpan makna tak kalah indah dari penampilannya. Jika melihat bagaimana berurutan serta seragamnya hiasan batik ini, ada arti tentang keteraturan di baliknya.
Batik ceplokan secara artistik menggambarkan keteraturan dan keseimbangan yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Lewat motif ini, hidup yang tertata dan seimbang di anggap menjadi pangkal dari kebahagiaan, ketenangan, dan kerukunan.
Sementara, hiasan berulang dalam jumlah banyak hingga memenuhi seluruh permukaan kain di artikan sebagai suatu kumpulan. Dalam filosofi Jawa, hal ini di sebut dengan grampol, yang artinya berkumpulnya segala hal-hal baik.
Bila di rangkum, ceplokan merupakan bersatunya esensi nilai-nilai baik kehidupan, mulai dari keteraturan, keserasian, hingga kebijaksanaan. Meski kesannya motif tampak simpel, pesan yang di bawa justru sangat dalam, bukan?
Penggambaran maknanya tentu tidak sekadar representasi dari bentuk hiasan saja. Harapannya nilai-nilai tersebut juga mampu menular ke pemakainya agar bisa di terapkan. Terutama kesan bijaksana yang membuat batik ini di andalkan oleh kalangan tertentu pada awal terciptanya motif.
Kain bermotif batik ceplokan awalnya hanya boleh di gunakan para bangsawan dan pejabat pemerintahan. Selain memberikan tampilan yang karismatik, dengan mengenakan batik ini harapannya para pemimpin atau penguasa selalu bertugas secara jujur dan beretika.
Walau begitu, seiring berkembangnya zaman, batik ceplokan kini terbuka untuk segala kalangan. Bahkan kini motifnya semakin cantik di padu dengan berbagai hiasan lain. Maka tak heran jika mudah sekali untuk menemukan motif ceplokan dalam gaya batik klasik maupun batik modern.
Variasi Batik Ceplokan
Kawan Batik pasti sudah paham dengan ciri motif batik ceplokan yang simetris dan hiasannya berulang. Meskipun motifnya tidak sekompleks ragam hias lainnya, batik ini tetap bisa di kombinasikan dengan isen-isen sederhana untuk membuat motifnya semakin menarik.
Ada beberapa variasi dasar dan variasi kombinasi batik ceplokan yang bisa Anda temui. Barangkali sebelumnya Anda sudah pernah melihat model-model ceplokan, namun kurang kenal dengan namanya. Nah, berikut Batik Bedjo perkenalkan variasi dari batik ini berikut perkembangannya.Motif Batik Ceplok
1.Ceplok Kawung
Untuk batik yang satu ini, pasti sudah tidak asing lagi, bukan? Batik Kawung memang merupakan salah satu variasi dasar yang sangat sering di jumpai pada busana-busana batik. Hiasannya yang simpel membuat Kawung mudah sekali di isi dengan isen-isen, bahkan motif lainnya.
Isen-isen yang melengkapi Kawung biasanya berupa titik-titik, garis, dan kreasi bentuk lainnya. Sedangkan motif yang cocok untuk Kawung bisa di bilang tak terbatas, menyesuaikan kreativitas pembatik.
Tidak hanya sebagai hiasan utama, Kawung juga bisa di posisikan menjadi isen-isen atau penghias bagi motif lainnya. Tak jarang juga ceplok ini terdapat pada beberapa bagian dalam kain batik tulis, alih-alih kain batik cap.Motif Batik Ceplok
Ceplok Kawung pun tidak hanya hadir dalam satu model saja. Setidaknya ada 8 macam model Kawung cantik yang bisa Anda kenali lebih dalam di artikel tentang serba serbi motif Batik Kawung.
2.Ceplok Sriwedari
Mungkin nama Sriwedari terdengar familiar, khususnya bagi masyarakat Jawa. Ya, ini merupakan nama satu taman di Kota Solo, yaitu Taman Sriwedari. Dari sinilah ceplokan mendapatkan inspirasinya dan tercipta Batik Ceplok Sriwedari.
Satu keunikannya adalah motif parang yang di padankan dengan motif lain. Biasanya motif Lung Lungan cukup sering menjadi pilihan agar batik lebih menarik. Kemudian kedua motif tersebut di bentuk dengan pola berulang.
Gabungan ragam hias itu nyatanya menandakan makna ketentraman dan kesejukan dalam suatu ikatan keluarga. Dengan makna demikian, tentunya akan sangat pas sekali bila di kenakan oleh Anda yang sudah berumah tangga. Namun, bukan berarti batik ini terlarang untuk Anda yang belum berkeluarga, ya.
3.Ceplok Kesatrian
Sedikit berbeda dari dua variasi sebelumnya, ceplok kali ini tergolong lebih kompleks dengan tiga ragam hias. Ketiganya yaitu parang, stilasi medali di area tengah setiap blok ceplokan, dan tiga ikan berkepala tunggal pada ujung-ujung medali.
Berkat paduan hiasannya, Ceplok Kesatrian di nilai cocok untuk mendorong tampilan gagah pada pria. Kesan rapi dan agung pun juga sangat tampak pada batik ini. Tak heran jika kainnya sendiri biasa di kenakan saat prosesi kirab pengantin.
Selain mendukung suasana pernikahan yang khidmat, batiknya tergolong istimewa untuk kedua mempelai. Ini karena Ceplok Kesatrian menggambarkan kehidupan yang harus di lalui dengan kesabaran, keikhlasan, dan keberanian. Petuah yang pas sekali untuk memulai sebuah keluarga baru.
4.Ceplok Parang
Dari namanya saja jelas batik ceplokan ini menggunakan ragam hias parang, yang terkenal dengan guratan menyerupai huruf S miring. Namun, tentunya motif tidak hanya penuh dengan hiasan parang. Ada beberapa hiasan bercorak klasik di dalamnya seperti burung garuda.
Sama seperti keempat ceplokan sebelumnya, Ceplokan Parang menawarkan kesan formal lewat kombinasi motif tradisionalnya yang tegas. Busana-busana dari batik ini tentu cocok sekali Anda kenakan sebagai pakaian kerja ataupun acara-acara bernuansa adat Jawa.Ceplok Grompol[A1]
Motif grompol memanfaatkan hiasan kawung bergaya sederhana yang di kombinasikan dengan isen-isen lingkaran dan titik-titik. Menariknya hiasan pada motif ini tersusun rapi secara berulang dan menyerupai mawar melingkar di setiap bloknya.
Cantiknya motif ini juga memiliki pesan mendalam bagi pemaikainya, terutama pasangan pengantin. Grompol menggambarkan doa agar sepasang pengantin menjalani masa depan cerah, bahagia, rukun berumah tangga dan selalu di berkahi rezeki berlimpah.
Dengan makna tersebut, batik grompol tepat sekali di kenakan sebagai busana pernikahan adat Jogja. Namun, biasanya batik ini menjadi kain bagi ibu mempelai wanita pada saat prosesi siraman.
5.Ceplok Truntum
Sekilas batik truntum tampak seperti kembang-kembang yang tersusun beraturan lengkap. Terdapat pula isen-isen, seperti titik, lingkaran maupun garis untuk melengkapi keindahan. Dan tentunya masih dengan warna-warna klasik yang tegas.
Truntum sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, yaitu tumaruntum yang artinya menuntun. Makna tersebut semakin lengkap lagi dengan pola motif batik ini yang melambangkan kasih sayang ikhlas, kekal, dan terus berkembang.
Karena itulah, kain batik ini biasa menjadi pakaian bagi orang tua kedua mempelai ketika pernikahan berlangsung. Hanya saja, jenis batik truntum mana yang tepat kembali lagi pada adat yang di gunakan, apakah adat Solo atau Jogja.
Terbukti bukan, motif batik ceplok punya banyak variasi yang menarik? Styling batik ini dengan berbagai gaya pun sama sekali tak sulit. Anda bisa mendapatkan tampilan berkelas nan formal atau menyulapnya jadi tampak trendi dengan paduan busana modern.
Inilah dia saatnya Kawan Batik untuk coba ciptakan fashion Anda sendiri menggunakan batik-batik ceplokan berkualitas. Nah, untuk pilihan batik yang beragam dengan mutu terjamin, Batik Bedjo bisa menjadi alternatif berbelanja Anda.
Agar nyaman di kenakan, koleksi kain dan busana batik Batik Bedjo menggunakan pilihan kain terbaik. Terlebih, berbagai motif khas Batik Bedjo pun mampu membantu meningkatkan penampilan Anda.
Jangan sampai Kawan Batik belum memiliki salah satunya. Yuk, cek koleksi batik kami sekarang dan konsultasikan batik yang Anda inginkan!