You are currently viewing Proses Batik Tulis

Proses Batik Tulis

Teknik Pembuatan Batik Tulis

menorehkan lilin pada kain batik menggunakan-Proses pembuatan batik tulis adalah proses yang membutuhkan tehnik, ketelitian, dan kesabaran yang tinggi.  Hal ini di sebabkan oleh segala sesuatu proses pembuatannya di kerjakan manual dengan menggunakan tangan terampil manusia (di tulis) tanpa menggunakan mesin. Karena tehnis segala sesuatunya di lakukan secara manual maka harga batik tulis merupakan salah satu jenis batik yang termahal dari semua jenis batik yang ada di Indonesia.  Apabila bahan kain yang di gunakan adalah kain sutera, maka kain batik sutera tulis menjadi yang termahal dari seluruh kain batik yang ada di dunia.

Follow Ig : @batik_bedjo

Kombinasi antara kain sutera yang sudah di kenal mahal dengan tehnik proses pembuatan secara di tulis manual tanpa menggunakan mesin, menjadikan batik tulis sutera ini di buru oleh kalangan eksekutif untuk menunjukkan kelas gengsinya.  Proses pembuatan batik tulis tidak jarang membutuhkan waktu hingga 1 bulan pengerjaan.  Terutama jika kain yang di gunakan adalah kain sutera, yang membutuhkan perlakuan tehnik khusus karena karakteristik bahan kainnya.  Sebelum kita belajar tehnik pembuatan batik tulis, ada baiknya kita ketahui dahulu bahan-bahan yang di gunakan pada proses pembuatan batik tulis.

Bahan pembuatan batik tulis
1.    Canting, adalah alat tulis lilin yang di gunakan untuk menutupi pola dan motif batik. Jadi fungsinya seperti pensil untuk lilin
2.    Pensil pola
3.    Kain mori putih yang biasanya kain sutera atau kain katun
4.    Lilin malam (wax)
5.    Kompor atau alat pemanas lilin malam (wax)
6.    Bahan pewarna kain

canting

Gambar di atas adalah canting.  Canting merupakan Alat untuk menulis/ menggambar di atas kain dalam proses membatik.  Canting terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu.  Ujung dari canting atau biasa di sebut cucuk, mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan besar kecilnya motif.

wajan

Gambar di atas ini adalah wajan/nyamplung.  Tempat ini sebagai tempat menampung canting di sebut sebagai nyamplung.  Nyamplung sebagai tempat cairan malam/ lilin.

nyanting

Teknik batik tulis di lakukan dengan menorehkan cairan malam/ lilin melalui media canting tulis.  Proses pembuatan batik tulis malam/ lilin hamper serupa dengan proses pembuatan batik cap.  Cairan malam / lilin harus tetap terjaga pada kondisi suhu 70 derajat celcius.  Dengan menggunakan canting tulis cairan malam di ambil dari nyamplung.  Cucuk canting harus berlubang, sehingga perlu di tiup agar membran cairan terbuka.  Setelah itu cairan malam baru di oleskan sesuai motif yang telah di gambar di kain mori dengan pensil.

Gambar proses membatik dengan menggunakan canting.

 Dalam proses pembuatan batik tulis kita harus menyiapkan terlebih dahulu kain mori terbentang, mengambar sketsa motif batik yang akan di buat dengan menggunakan pensil, kemudian menorehkan cairan malam/ lilin dengan warna dengan menggunakan canting tulis secara teliti dan hati-hati.  Apabila kain mori telah selesai di gambar dengan cairan malam/ lilin, selanjutnya di lakukan proses pewarnaan, lorot malam, membilas soda, di jemur, dan di setrika.

Proses Detail Pembuatan Batik Tulis

  1. Siapkan kain mori/ sutra, kemudian di buat motif di atas kain tersebut dengan menggunakan pensil.
  2. Setelah motif selesai di buat, sampirkan atau letakkan kain pada gawangan
  3. Nyalakan kompor/ anglo, letakkan malam/ lilin ke dalam wajan/ nyamplung, dan panaskan wajan dengan api kecil sampai  malam/ lilin mencair sempurna.  Untuk menjaga agar suhu kompor/ anglo stabil biarkan api tetap menyala kecil.
  4. Tahap selanjutnya, menutupi kain dengan malam/ lilin pada bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (sama dengan warna dasar kain).  Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar.  Proses ini bertujuan agar pada saat pencelupan bahan/ kain kedalam larutan pewarna bagian yang di beri lapisan malam/ lilin tidak terkena pewarna.
  5. Pada proses membatik di mulai dengan mengambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas kemudian torehkan/ goreskan canting dengan mengikuti motif.  Dalam proses ini harus di lakukan dengan hati-hati agar jangan sampai malam yang cair menetes di atas permukaan kain, karena akan mempengaruhi hasil motif batik.
  6. Setelah semua motif yang tidak ingin di warna atau di beri warna yang lain tertutup oleh malam/lilin, selanjutnya dil akukan proses pewarnaan.  Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna.  Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam/ lilin.  Pewarnaan di lakukan dengan cara mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.  Kain di celup dengan warna yang di mulai dengan warna-warna muda, di lanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap pada tahap berikutnya.
  7. Setelah di celupkan dalam pewarna, kain tersebut di jemur dan di keringkan.
  8. Setelah kering di lakukan proses pelorodan, proses tehnik “pelorodan” di lakukan dengan cara lilin di kerik dengan pisau, kemudian kain di rebus bersama-sama dengan air yang telah di beri soda abu, atau menggunakan tehnik pelepasan lilin dengan di lumuri bensin, kemudian Kain di setrika sehingga lilin menjadi meleh.  Dari keempat jenis pelepasan lilin di atas, tehnik perebusan kain dengan soda abu dan tehnik setrika adalah yang lazim di gunakan oleh pembatik tradisional.
  9. Kain yg telah berubah warna tadi di rebus dalam air panas.  Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan malam/ lilin sehingga motif yg telah di gambar menjadi terlihat jelas.  Apabila di inginkan beberapa warna pada batik yg kita buat, maka proses dapat di ulang beberapa kali tergantung pada jumlah warna yg kita inginkan.
  10. Setelah kain bersih dari malam/ lilin dan di keringkan, dapat di lakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam/ lilin menggunakan alat canting untuk menahan warna berikutnya.
  11. selanjutnya proses pencelupan warna yang kedua, dengan memberikan malam/ lilin lagi, pencelupan ketiga dst.  Misalkan dalam satu kain di inginkan ada 5 warna maka proses di atas tadi di ulang sebanyak jumlah warna yg di inginkan berada dalam kain tsb satu persatu  lengkap dengan proses membuka/nglorot dan menutup malam/ lilin di lakukan berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang di inginkan.
  12. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah di batik di celupkan ke campuran air dan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
  13. Proses terakhir adalah mencuci /di rendam air dingin dan di jemur sebelum dapat di gunakan dan di pakai.v

Alat Yang dipakai Buat Menorehkan Lilin Ataupun Malam Pada Kain Mori Adalah

Canting berperan buat menggoreskan larutan malam ataupun lilin pada beberapa pola di kain mori. Terdiri dari 3 bagian yang diujarkan selaku. Saat sebelum terdapat batik cap serta batik printing dahulu warga Indonesia membuat busana batik dari sebagian materi serta perlengkapan konvensional yang setelah itu di olah dengan cara buku petunjuk.