Batik memang banyak macam dan coraknya. Asal batik pun juga bervariasi, bahkan hampir setiap daerah di Indonesia menghasilkan batik khasnya sendiri. Terlepas dari hal itu, pada dasarnya batik dikategorikan dalam dua jenis besar. Yaitu batik klasik dan batik pesisir. Akan tetapi, sudahkan Kawan Batik tahu apa perbedaan batik klasik dan pesisir?
Jika diperhatikan lebih jeli, Kawan Batik akan menemukan perbedaan yang cukup mendasar dari kedua jenis ini. Baik itu asalnya, corak khasnya, dan masih banyak lagi. Tentu tak ada salahnya memahami hal ini. Dengan mengenali ciri antara keduanya, harapannya Kawan Batik jadi lebih mudah saat membeli batik yang diinginkan.
Beruntung sekali Kawan batik yang sudah menyempatkan mampir ke artikel Batik Bedjo kali ini. Karena khusus untuk anda kami telah rangkum informasi tentang perbedaan batik klasik dengan pesisir. Tanpa berlama-lama lagi, berikut selengkapnya.
Berbeda Asal-Usulnya
Beda jenis, beda juga asalnya. Seperti batik klasik yang juga dikenal dengan nama batik pedalaman. Dari nama tersebut, tentu anda sudah bisa menebak batik anda lahir dari wilayah pedalaman.
Ya, betul sekali. Munculnya batik ini kurang lebih disebabkan oleh persebaran perajin batik yang hanya ada dalam wilayah pedalaman. Khususnya pedalaman pulau Jawa. Karena itulah jenis batik ini beredar cukup terbatas. Belum lagi kalangan pembatik yang tidak boleh sembarang orang membuat batik klasik sulit untuk banyak orang kenali.
Seiring berkembangnya peradaban, berbagai wilayah Indonesia, khususnya Yogykarta dan Solo mulai mengenal konsep kerajaan. Dan konsep kesenian tekstil batik juga mulai masuk ke dalam lingkungan kerajaan. Dari sinilah para perajin memproduksi kain batik khusus untuk kalangan keluarga raja dan bangsawan.
Dalam bahasa umum sebutan kerajaan-kerajaan pada kedua kota itu terkenal dengan nama Keraton. Sehingga itulah mengapa banyak yang menyebut batik klasik atau batik pedalaman sebagai batik keraton. Masih menerapkan konsep yang serupa, perajin pun tidak bisa ditemukan pada daerah lain selain keraton.
Sedangkan batik pesisiran, sederhananya berasal dari luar kawasan Yogyakarta dan Solo. Namun ada juga yang menyatakan lebih tepatnya batik adalah karya tekstil wilayah-wilayah yang memang berbatasan langsung dengan laut. Seperti Cirebon, Indramayu, Pekalongan, Pemalang dan lain sebagainya.
Berbeda dari batik klasik, perajin batik pesisir tergolong lebih fleksibel menjangkau siapapun. Termasuk juga masyarakat kalangan sosial kelas bawah. Meskipun sama sekali tidak mendapat bocoran ragam hias khas batik klasik, justru membuat perajin batik pesisir makin kreatif.
Berkat hal ini pula yang membuat gaya pesisiran tidak terbatas bagi satu kalangan tertentu. Seluruh lapisan masyarakat bebas menggunakannya terutama sebagai pakaian resmi upacara adat.
Berikut beberapa perbedaan batik klasik dan batik pesisir yang wajib anda ketahui :
1. Motif Khas Yang Sangat Kontras
Apa perbedaan batik klasik dan pesisir lainnya? Ini dia salah satu poin yang begitu kentara bahkan bisa anda lihat langsung pada kedua batiknya. Khususnya motif batik klasik sangat bergantung pada pakem wajib.
Batik ini identik sekali dengan bentuk-bentuk geometris. Beberapa di antaranya seperti motif Kawung, Parang, Sido Mulyo dan masih banyak lagi. Konon pakem motif-motif tersebut terinspirasi dari berbagai fenomena alam. Atau juga dari ritual-ritual pembatikan ketat yang hanya ada dalam kawasan keraton. Oleh karena itu, tak jarang banyak yang menyebut corak batik ini cenderung simbolik. Alias motifnya menyimbolkan suatu bentuk tertentu yang mengandung makna cukup beragam. Terlebih penggunanya pada masa itu percaya motif tersebut memang memiliki sisi spiritual khusus yang penuh pengharapan positif bagi pemakainya.
Lain halnya dengan batik pesisir yang bermotif lebih dinamis tanpa ada pakem-pakem khusus. Satu ciri khasnya adalah ragam hiasnya bebas tergantung dari kondisi alam sekitar yang perajin saksikan.
Tak heran jadinya jika batik ini bersifat non geometris dan yang lebih mengedepankan corak-corak batik tulis. Untuk sifat yang satu ini, batik sangat mengadaptasi kebudayaan para pendatang. Utamanya dari Tiongkok, Arab, Islam, dan India yang menyebar ke daerah-daerah pinggir Jawa.
Selain itu, ketika model klasik begitu teratur dan presisi, batik ini cenderung tidak beraturan. Namun bukan berarti batik kehilangan sisi estetiknya, karena justru gaya pesisiran memiliki karakternya tersendiri.
Warna Gelap Vs Warna Dinamis
Warna tentu menjadi daya tarik setelah motifnya. Bukan Cuma itu, dari warna juga anda bisa lebih mudah membedakan mana yang tergolong atik klasik dan pesisiran.
Lewat ragam hias yang simetris dan kaya akan makna filosofis, batik bergaya klasik selalu menggunakan warna sogan. Apa itu warna sogan? Jika anda ingin lebih mendalami, sogan merupakan konsep batik bernuansa klasik yang dominan dengan warna-warna gelap.
Ada 2 kategori sogan yang perlu anda ketahui, yaitu sogan khas Yogyakarta dan Solo. Pemilihan warna ala Yogyakarta cenderung lebih gelap, seperti cokelat, hitam, dan putih. Sedangkan untuk nuansa Solo, sogan berarti warna cokelat keoranyean dan cokelat tua.
Dengan paduan warna-warna tersebut, batik jadi terasa lebih bernilai tinggi dan sakral ketika dipakai.
Batik pesisiran sudah pasti punya kombinasi kebalikan dari warna gelap andalan batik klasik. Dari motifnya yang tak terikat dan ekspresif, warna yang digunakan pun juga sama ekspresifnya. Contohnya warna-warna terang semacam merah, hijau, biru, oranye, ungu, hingga pink sekalipun. Seringkali kebanyakan kain batik ini hadir dalam kombinasi warna yang cukup kaya. Boleh jadi dalam satu lembarannya, anda akan menemukan 3 atau 4 warna berbeda yang memeriahkan seluruh ornamen hiasnya.
Pemanfaatan Batik Klasik dan Pesisir
Bagian terakhir yang akan menjawab apa perbedaan antara batik klasik dan pesisir adalah busana yang identik bagi masing-masing jenis.
Umumnya motif tertata dengan warna yang cukup dalam dari batik klasik merupakan cerminan karakter yang kuat. Selain itu kombinasi keduanya juga menyiratkan arti bahwa si pemakai adalah orang yang tegas dan profesional dalam bekerja.
Maka dari itu batik ini seringkali dimanfaatkan sebagai busana-busana formal nan elegan. Misalnya kemeja eksklusif pria, blazer hingga tunik kerja wanita. Namun, yang pasti gaya klasik menjadi kain wajib bagi pasangan pengantin dan keluarga dalam pernikahan adat Jawa.
Sementara itu, desain-desain busana bagi batik pesisir terbilang lebih fleksibel. Mulai dari pakaian sehari-hari, semi formal, paling resmi sampai aksesoris, semuanya cocok menggunakan batik ini.
Berkat paduan corak dan warnanya yang dinamis, batik juga akan menunjukkan karakter diri anda yang aktif dan ceria. Justru tanpa aksesoris pun, penampilan anda tetap maksimal selama padu padan dengan busana lain harmonis.
Wah, ternyata pembahasan mengenai perbedaan antara kedua jenis batik saja cukup kompleks, ya. Tapi, kapan lagi Kawan Batik bisa memahami lebih dalam warisan budaya yang tak ternilai ini, bukan?
Kini giliran saatnya anda mencoba langsung beragam modelnya hanya dengan memilih melalui gadget. Kapan pun dan dimanapun, akses saja koleksi Batik Bedjo yang punya banyak variasi busana untuk segala suasana. Yuk, klik sekarang dan rasakan mudahnya berbelanja batik anti ribet!
Macam Macam Contoh Batik Pesisir .
1.Motif Hokokai
Identik Dengan Motif Liris Dan Terdapat Motif kupu kupunya.
- Bahan Sutra Atbm
- Bahan Katun