You are currently viewing Batik Jogja

Batik Jogja

Batik jogja

Menjadi salah satu da’erah yang menjadi asal usul lahirnya batik di nusantara, Bermula ketika pecahnya kasultanan surakarta. Kemudian berpindah ke jogja dengan membawa pemerintahan kasultanan dan segala bentuk budaya yang ada salah satunya batikk. Penyebaran Batik Jogja sama dengan penyebaran batikk di surkarta atau solo. Berawal dari lingkungan keraton dengan di buat oleh keluarga salutanan di bantu oleh para abdi dalem hingga menyebar ke wilayah masyarakat jogja. kemudian batikk menjadi budaya yang terus berkmbang bagi masyarakat jogja dari kalangan bangsawan hingga ke masyarakat di kalangan bawah.

Memiliki karakteristik yang hampir sama dengan karakter batik surakarta atau solo. Batik jogja memiliki ciri khas dominasi warna kuning dan coklat (soga), Putih bersih (pethak), dan biru tua (wadel), serta hitam atau biru pekat. Hanya saja memiliki warna dominan selain warna kuning dan coklat berupa warna putih. Namun corak yang di miliki oleh batikk Jogja hampir serupa bahkan akan sedikit sulit untuk membedakannya.

batik jogja
batik jogja

Batik Larangan Jogja

Ada satu hal yang Tidak bisa lepas dari batik jogja Yaitu aturan adat dan aturan kasultanan. Kemudian Masyarakat yogyakarta menyebutnya dengan batik larangan (awisan). Berdasarkan aturan ini bahwa beberapa motif tertentu hanya boleh di kenakan oleh sultan dan keluarga bangsawan.

Setiap sultan yang menduduki tahta ber hak membuat aturan dan kebijakan di wilayahnya. Penetapan Batik Larangan sendiri sudah ada sejak Kesultanan yogyakarta yang pertama yaitu Sultan Hemengkubuwono I. Dan penetapan batik larangan yang terakhir pada Sultan Hemengkubuwono VIII yang tertuang aturan pada 31 mei 1927. Yang di dalamnya berisi “Pranatan Dalem Bab Namanipun Panganggo Keprabon Ing Nagari Dalem Ngayogyakarta Hadiningrat”.

Adapun beberapa motif batik Jogja yang termasuk dalam batik larangan di antaranya yaitu,. Parang rusak barong, Parang rusak gendreh, Parang rusak klitik, Semen gedhe swat gurdo, Semen gedhe swat lor, Udan liris, Rujak sente, dan Parang – Parangan. Ada juga motif yang tidak ada dalam buku batik larangan tersebut namun menjadi salah satu batik larangan yaitu motif sembagen huk. Hal tersebut di maksudkan untuk mengorhati Sultan Agung Hanyakrakusuma, Sebagai pencipta atau pembuat motif sembagen huk.

Batik Jogja